Doaku Untuk Saudaraku

Jeffrie Gerry
0

 


Doa Untuk yang Sakit Stroke: Dari Awal Gejala, Masa Pengobatan, hingga Pemulihan

Ya Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Menyembuhkan,

Di tengah segala ketakutan dan ketidaksanggupan kami, di saat tubuh tak lagi mendengar perintah, di saat tangan gemetar dan kaki terseret pelan, kami datang kepada-Mu. Dengan segala kerendahan hati, dengan ucapan yang terbata, dengan pikiran yang kadang kabur oleh vertigo, dengan hati yang remuk oleh rasa lelah, kami berserah.

Tuhan, Engkau tahu rasa ngeri saat dunia tiba-tiba berputar. Saat tubuh yang kemarin kuat, kini tak bisa bangkit dari ranjang. Engkau tahu betapa suara batin kami menangis, ketika mulut tak lagi sanggup bicara, tangan tak lagi bisa menggenggam sendok, dan kaki menolak diajak berjalan.

Ya Tuhan yang Maha Mendengar,

Dengarlah doa ini untuk semua saudara kami yang sedang menghadapi stroke—yang baru terdiagnosis, yang sedang terbaring dalam masa pengobatan, dan yang perlahan-lahan sedang belajar berjalan kembali dengan tongkat dan harapan.

Bagi mereka yang baru tahu bahwa tubuhnya sedang melawan dirinya sendiri, kuatkan mental mereka, Tuhan. Jauhkan rasa takut yang melumpuhkan jiwa. Gantikan panik dengan ketenangan. Tuntun keluarga mereka agar tidak menambah cemas dengan kebingungan. Biarlah informasi yang benar datang lebih cepat daripada kepanikan yang membabi buta.

Berikan pada mereka dokter-dokter yang sabar dan berilmu. Perawat-perawat yang berhati lembut. Obat yang tepat dan tidak memberatkan. Biarkan mereka tahu bahwa ini bukan akhir segalanya—bahwa tubuh boleh lelah, tapi semangat bisa dilatih ulang.

Ya Tuhan yang Maha Menyentuh Hati,

Kami juga mohon untuk mereka yang sedang menjalani pengobatan stroke. Di balik setiap suntikan, terapi, dan pil-pil pahit yang diminum, ada jiwa yang ingin hidup lebih lama untuk mencintai. Ada ayah yang ingin tetap menggandeng anaknya ke sekolah. Ada ibu yang ingin tetap bisa memasak untuk keluarga. Ada kakek yang ingin tersenyum, meski bibirnya miring ke kiri.

Tuhan, jadikanlah tiap terapi itu bukan hanya rutinitas, tapi ladang harapan. Berikan kekuatan dalam kesabaran. Karena sembuh dari stroke bukan soal keajaiban yang instan, tapi keajaiban yang diperjuangkan hari demi hari. Langkah demi langkah. Nafas demi nafas.

Jangan biarkan mereka merasa sendiri. Peluk mereka dengan kasih. Jangan biarkan mereka malu dengan kondisi tubuhnya. Jangan biarkan mereka dikasihani secara berlebihan, tapi dampingilah mereka dengan hormat dan pengertian. Bukalah hati orang di sekitar mereka agar lebih memahami, bukan menghakimi.

Ya Tuhan Yang Maha Pemulih,

Kini kami juga membawa dalam doa ini mereka yang sedang berada di fase pemulihan. Mereka yang sudah bisa berdiri dengan tongkat. Mereka yang sudah bisa menulis kembali, meski pelan. Mereka yang sedang belajar tertawa, meski sebelah wajah masih kaku.

Tuhan, jangan biarkan pemulihan ini jadi beban. Jadikan ia taman harapan. Tanamkan dalam hati mereka bahwa setiap kemajuan sekecil apapun adalah kemenangan. Bahwa bisa mandi sendiri itu keajaiban. Bahwa bisa berjalan ke dapur itu seperti naik gunung. Bahwa duduk di kursi dan menatap mentari pagi adalah mukjizat yang manis.

Tuhan, tolonglah mereka yang hatinya masih terluka karena kehilangan fungsi tubuh. Mereka yang dulu berlari, kini tertatih. Mereka yang dulu menjadi andalan keluarga, kini merasa jadi beban. Padahal Engkau tidak pernah menciptakan manusia untuk menjadi beban. Engkau menciptakan setiap jiwa dengan nilai yang tidak pernah hilang, sekalipun tubuhnya berubah.

Berikanlah mereka cahaya dalam batin. Agar mereka tahu bahwa penderitaan bukan kutukan. Bahwa stroke bukan karma. Tapi justru jalan sunyi untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam. Bahwa dari tubuh yang terbaring, bisa lahir puisi. Dari lidah yang kelu, bisa tumbuh doa-doa paling tulus.

Ya Tuhan yang Maha Mengetahui,

Kami tahu, tak semua sembuh dalam bentuk yang kami harapkan. Tak semua bisa kembali seperti dulu. Tapi kami mohon, berikanlah sembuh dalam cara-Mu: sembuh yang berarti damai. Sembuh yang berarti berdamai. Sembuh yang berarti tetap mencintai hidup, meski harus dengan cara baru.

Biarlah mereka tetap bisa bersyukur di tengah ketidakmampuan. Tetap bisa tersenyum di tengah rasa sakit. Tetap bisa berbagi, bahkan ketika mereka sedang kekurangan. Karena hidup ini bukan tentang seberapa kuat tubuh kami, tapi seberapa dalam jiwa kami menyentuh hidup orang lain.

Tuhan, peluk kami.

Yang sedang dirawat, yang sedang belajar berjalan, yang sedang terbaring sendirian. Yang kehilangan pekerjaan karena stroke. Yang dicampakkan pasangannya karena lumpuh. Yang diam-diam menangis di balik pintu rumah. Yang tetap bangkit walau hatinya hancur.

Tuhan, beri kami semangat, meski dunia tidak memahami kami. Beri kami harapan, bahkan ketika tubuh kami mengecewakan. Dan jika suatu hari kami harus kembali kepada-Mu, biarlah kami pergi dengan hati yang penuh, bukan tubuh yang sempurna.

Ya Tuhan, inilah doa kami.

Doa dari penderita stroke untuk sesama. Doa dari hati yang tahu rasanya putus asa, tapi memilih untuk tetap hidup. Doa dari tubuh yang tak sekuat dulu, tapi jiwanya tak pernah menyerah.

Berilah kekuatan kepada mereka yang masih berjuang. Sentuh hati mereka yang mulai lelah. Cerahkan pikiran mereka yang gelap oleh obat. Teguhkan langkah mereka yang sedang tertatih. Dan kuatkan keluarga mereka agar terus menyayangi, bukan mengeluh.

Kami tak minta mukjizat yang instan, Tuhan. Kami minta Engkau hadir setiap hari, bahkan di saat kami merasa sendiri. Jadikan stroke bukan hanya penyakit, tapi gerbang untuk belajar mencintai hidup lebih dalam.

Amin.


Salam hangat dan penuh pengertian,
Jeffrie Gerry
Penderita Stroke Vertigo Sentral



Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)